Rabu, 03 April 2013

SUKU BADUI.

Hallo kali ini saya akan menulis tentang salah satu suku di Indonesia. Apa yah?Suku Batak?Toraja?Jawa?Betawi?Asmat?Badui?. Sebelumnya liat gambar ini dulu.



Dari segi pakaian sudah terlihat itu adalah Suku........Badui.
Disini saya mau menjelaskan asal asul Suku Badui dulu.

ASAL USUL
Sebutan suku Baduy menurut cerita adalah asalnya dari kata Badui, yakni sebutan dari golongan/ kaum Islam yang maksudnya karena suku itu tidak mau mengikuti dan taat kepada ajaran agama Islam, sedangkan disaudi Arabia golongan yang seperti itu disebut Badui maksudnya golongan yang membangkang tidak mau tunduk dan sulit di atur sehingga dari sebutan Badui inilah menjadi sebutan Suku Baduy.

Keberadaan masyarakat Baduy sendiri sering dikaitkan dengan Kerajaan Sunda (Pajajaran) di abad 15 dan 16. Saat itu, kerajaan Pajajaran yang berlokasi di Bogor memiliki pelabuhan dagang besar di Banten, termasuk alamnya perlu diamankan. Nah, tugas pengamanan ini dilakukan oleh pasukan khusus untuk mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan ini yang diyakini sebagai cikal bakal suku Baduy.


AGAMA

Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme). Yap benar mereka menyembah nenek moyang.
Namun ada juga sebagian masyarakat Baduy Kanekes yang memeluk agama Islam dan Budha. Yang paling pokok dalam sistem kepercayaan mereka, apapun agamanya adalah bahwa segala macam sesuatu yang berkaitan dengan pola kehidupan mereka tidak boleh atau pantang untuk diubah. Moto masyarakat Kanekes adalah “Lojor henteu beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung”, mereka menganggap segala hal yang sudah ada di dunia ini tidak boleh diubah dalam bentuk apapun, sehingga mereka tidak menerima kemajuan dalam bentuk apapun.


MATA PENCAHARIAN
Sedangkan mata pencaharian masyarakat Baduy adalah menjadi petani. Petani di Kanekes tidaklah sama seperti petani pada umumnya karena mereka tidak membajak untuk menggemburkan tanah, tidak membuat sengkedan untuk pengairan dan lain-lain. Mereka menanam secara apa adanya, tidak mengubah atau mengolah tanah. Sistem kepercayaan mereka yang mendorong mereka berlaku demikian. Hal ini berkautan dengan semboyan mereka diatas, bahwa apa yang sudah ada tidak boleh dirubah-rubah dalam bentuk apapun. Sehingga dalam hal pertanian pun mereka tidak mengubah tanah.
Ini adalah contoh gambarnya.

Sepertinya ini adalah salah satu anak Suku Badui yang sudah bekerja menjadi petani untuk membantu perekonomian keluarga mereka.

Ibu-ibu di Suku Badui juga ada yang menenun sebagai mata pencaharian mereka atau sekedar hobi.


Sudah tau kan beberapa dari Suku Badui yang cukup terkenal ini, semoga membantu.



Referensi: http://semangatku.com/873/sosial-budaya/mengenal-suku-baduy/


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More